Hai! Ketemu lagi sama aku, nih ^^
Untuk postingan kali ini, aku akan bercerita tentang kisah kelanjutan dari postingan sebelumnya. Masih tentang seleksi AFS/YES kok.
baca juga kisahku yang sebelumnya di sini
Nah, setelah dinyatakan lolos pada seleksi tahap 2, akhirnya aku lanjut ke seleksi tahap 3, yaitu Dinamika Kelompok. Tempatnya sama kayak seleksi sebelumnya, yaitu di SMP N 1 Denpasar. Satu-satunya hal yang berbeda dalam seleksi ini adalah, aku dianter sama orang tua. Yeay! gak naik motor sendiri karena perjalanannya bener-bener ngebosenin.
Kita lanjut pada topik yang sebenarnya.
Jadi, begitu aku sampai di tempat seleksi, aku ketemu wajah-wajah yang sama, seperti pada seleksi sebelumnya. Dan hal yang lebih menyenangkan adalah, semua peserta saling memperkenalkan diri satu sama lain. jadi, aku bisa kenal semua peserta (meskipun honestly aku gak terlalu inget semua nama-namanya). Dan benefit lainnya setelah perkenalan diri itu adalah, kita jadi tahu siapa yang harus kita cari setelah lihat nama-nama orang yang bakalan satu kelompok sama kita. So, aku nyari empat anak lainnya yang satu kelompok sama aku, dan semuanya beda sekolah. Obviously, karena aku satu-satunya dari sekolahku.
Beberapa saat kemudian, akhirnya beberapa kelompok dipanggil untuk memasuki ruangan. aku bener-bener lupa ada di kelompok berapa, dan berada di ruang mana. Tapi, aku masih ingat sama orang-orang yang satu kelompok sama aku, kok.
Setelah itu, kita dihadapi oleh beberapa orang yang akan menilai kita dalam tes dinamika kelompok ini. Lalu kita diberi sebuah masalah, yang nantinya harus kita pecahkan melalui diskusi terlebih dahulu. waktu itu, kalau gak salah kita dapet masalah tentang air, atau semacam cara mengolah air menjadi air bersih layak minum agar nantinya bisa disebar atau disalurkan secara merata sampai daerah pedalaman. Di sini, melalui yang banyak aku baca di blog dan juga kata-kata orang, kita sebaiknya enggak jadi yang terlalu mendominasi, atau tidak berusaha menjadi yang paling menonjol. Dan menurutku emang harus begitu, karena kita adalah satu tim. Dalam satu kelompok itu, kita juga harus menghargai pendapat orang lain dan juga meminta pendapat mereka, agar semuanya bisa mengungkapkan segala isi pikirannya masing-masing.
Setelah diskusi, kita diberikan beberapa bahan-bahan yang bisa kita gunakan untuk membuat semacam replika dalam menyelesaikan masalah yang kita dapat. Waktu itu, aku inget banget. kita dapetnya plaster, kertas tempat makan kue (apa ya namanya?), dan stik es krim. And since we didn't get a scissor, jadi kita enggak ada istilah guntin-menggunting plaster atau apapun itu. We did it with our powers! yea.
Dan kita pun bekerja bersama-sama. waktu itu ada seru sama tegangnya. Seru karena buatnya bareng-bareng, dan tegang karena dipelototin sama sekiranya lima orang penilai. Nah, begitu replika kita selesai (setelah 15 menit kalau gak salah ingat lagi), kita dimint duduk untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyai oleh para pengamat (gitu ya namanya?). Beberapa pertanyaan emang ada yang agak bikin muter kepala, eh otak. tapi, untungnya, entah kenapa spontanitas bantu aku buat jawab apapun sesuai isi otakku. And, we just did it!
Setelah keluar, rasanya lega banget. kita ketemu sama temen-temen yang lain yang belum dapet giliran. Kita cerita dikit aja biar mereka agak tenang dan gak tegang, hehe.
And, anyway, itu aja cerita tentang seleksi tahap 3 dariku yah. Dan yeah, beruntung banget aku bisa lolos ke tahap selanjutnya, yaitu seleksi berkas! dan apakah aku lolos dari seleksi berkas? Well, you'll see.
Sabtu, 16 Desember 2017
Home
Unlabelled
An Experience: Seleksi AFS/YES Tahap 3
An Experience: Seleksi AFS/YES Tahap 3
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Author Details
I write sometimes ... or most of the time
Tidak ada komentar:
Posting Komentar