Energi Terbarukan di Gili Tramena - My Life My Journey

What's New?

Selasa, 21 November 2023

Energi Terbarukan di Gili Tramena

Pada awal 2023, saya pergi berlibur ke Lombok, Nusa Tenggara Barat. Selain menikmati panorama alamnya yang indah dan menenangkan, saya tidak berekspektasi untuk mendapatkan pengalaman lebih dari itu. Namun, nyatanya ada beberapa hal yang saya pelajari selama beberapa hari masa liburan di Lombok, terutama tentang bagaimana wisata di sana membangun lingkungan yang lebih sadar dan hemat energi.



Budaya Jalan Kaki dan Bersepeda di Gili Trawangan

Sebenarnya, kehidupan sadar energi sembari berwisata ini mulai saya rasakan ketika mengunjungi Gili Trawangan. Hal pertama yang kami lakukan begitu menginjakkan kaki di pulau kecil ini adalah menyewa sepeda untuk digunakan bepergian selama dua hari tinggal di sana. 


Tentunya, kami bukan satu-satunya turis yang bepergian dengan menggunakan sepeda. Ketika melihat jalanan di Gili Trawangan, semua orang berlalu-lalang dengan berjalan kaki atau mengayuh sepedanya masing-masing. Sangat jarang melihat adanya sepeda motor, apalagi mobil, yang melewati jalanan di Gili Trawangan. 


Lingkungan yang didesain ramah pejalan kaki maupun pesepeda ini merupakan salah satu daya tarik yang dimiliki oleh Gili Trawangan sebagai pulau yang bebas dari kendaraan. Jika saja lebih banyak tempat atau kota di Indonesia yang didesain ramah pejalan kaki dan pesepeda, bukannya tidak mungkin untuk kita bisa lebih sadar energi. Artinya, kita bisa bertindak lebih ramah lingkungan dengan menghemat energi karena bersepeda dan berjalan kaki tidak menggunakan bahan bakar apapun, kan?


BACA JUGA: Ragam Ruang Orang Muda untuk Jaga Bumi



Tenaga Surya yang Menghidupi Gili Tramena

Selain Gili Trawangan, terdapat dua pulau kecil lainnya yang terletak berdekatan. Mereka adalah Gili Meno dan Gili Air. Ketiganya, yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air biasa disebut dengan singkatan Gili Tramena. Pulau-pulau kecil ini hidup dengan pariwisata yang salah satunya ditopang oleh energi terbarukan. 


 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di salah satu pulau tampak dari atas. Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTO

Kelistrikan di Tiga Gili itu selain menggunakan kabel bawah laut yang membentang dari Pulau Lombok, juga memanfaatkan tenaga surya. Setiap pulau memiliki PLTS masing-masing dengan kapasitas yang berbeda. PLTS di Gili Trawangan berkapasitas 600 kWp, di Gili Air berkapasitas 160 kWp, dan Gili Meno berkapasitas 60 kWp. Total daya yang mampu dihasilkan oleh tenaga surya tersebut mencapai 820 kWp yang dapat menjaga suplai listrik di Gili Tramena.  


Tenaga surya di Gili Tramena sudah dibangun sejak 2012 dan terus memasok listrik untuk ketiga pulau kecil yang menjadi daya tarik bagi turis domestik hingga asing itu. Sebagai salah satu komitmen PLN dalam meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) di NTB, pemeliharaan untuk PLTS itu pun hingga kini rutin dilakukan. Untuk menjaga performa PLTS dan agar tetap stabil, PLN melakukan berbagai upaya pemeliharaan, mulai dari pengukuran tegangan dan arus hingga pembersihan permukaan alat. 


Proses pemeliharaan dengan membersihkan panel surya. Foto: Ismail Zakaria/KOMPAS

Mengenal Lebih Jauh Tentang Tenaga Surya

Tentunya, tenaga surya juga bisa kita manfaatkan di berbagai berbagai kawasan di Indonesia, termasuk di rumah sendiri. Namun, sebelum memutuskan untuk memasang panel surya, ada baiknya kita mengetahui cara kerja dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan. 


Beberapa hari yang lalu, saya belajar tentang energi terbarukan melalui Online Gathering Eco Blogger Squad yang menghadirkan seorang Researcher Manager dari Traction Energy Asia sebagai narasumbernya. Sesi tersebut salah satunya membahas tentang tenaga surya dan berikut adalah gambar yang bisa merangkum materi oleh narasumber:


Sumber: Online Gathering Eco Blogger Squad

Melalui gambar di atas, dapat kita lihat bagaimana penerapan energi terbarukan, khususnya tenaga surya, di Indonesia. Adanya teknologi panel surya dapat memacu pertumbuhan investasi hijau seperti yang sedang dikembangkan oleh PLTS Cirata. Selain itu, kita pun dapat berperan dalam mendorong penggunaan energi terbarukan ini dengan memasang panel surya di atap rumah kita. 


Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Seperti yang tertera pada gambar, tenaga surya memiliki kelemahannya tersendiri yang meliputi ketergantungan pada kondisi cuaca dan biaya instalasi awal yang relatif mahal. Penyebab dari mahalnya modal untuk bisa memasang panel surya tidak terlepas dari skala produksi di Indonesia yang masih rendah. Selain itu, kita masih banyak mengimpor bahan-bahan baku, seperti solar cell untuk proses produksinya. Oleh karena itu, rencana pemerintah untuk memberikan insentif atau kompensasi untuk energi baru terbarukan harus makin digencarkan.  

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages